JAKARTA - Tak banyak yang tahu kalau Netral Band vakum bikin album selama 3 tahun. Sepengakuan Bagus, vokalis, bassis sekaligus motor Netral, mereka sedang menikmati masa-masa keemasan dengan lagu "Garuda Didadaku", yang sukses besar, baik secara on air di TV dan off air. Ditambah lagi dengan euforia persepakbolaan di tanah air, membuat Netral seakan tidak pernah kosong waktunya sehari pun.
Sebagaimana dikatakan Bagus, "Tawaran manggung selalu datang silih berganti," ujarnya di Jakarta, Senin (28/5) petang. Dan itu semua, imbuh dia, berkat lagu "Garuda Didadaku".
Sebagaimana diketahui bersama, single itu memang sangat fenomenal, dan menjadi semacam theme song sepakbola nasional. Meski dia juga sangat menyadari, titi nada lagu itu, diambil dari lagu daerah berjudul, "Apuse".
Karena larisnya single itu, yang membuat Netral hampir tak punya waktu untuk memikirkan konsep album baru mereka, yang selalu tertunda akibat ketatnya jadwal manggung. Beruntung akhir tahun 2011 mereka sudah reda dari jadwal manggung dan punya waktu buat mengkonsep album ke-11 Netral.
Dalam kurun waktu hampir tiga bulan mereka menggodok album baru itu di studio dengan semangat baru dan konsep yang lebih fresh. "Maklum kita baru ketemu studio rekaman lagi," katanya.
Suasana lepas kangen antarsesama anggita Netral juga mewarnai penggarapan album itu, sehingga dampatnya, ide-ide baru dan lebih segar cenderung mewarnai pengerjaan album itu. "Makanya tercipta album dengan judul Unity dengan lagu jagoannya "Dia", imbuh Bagus diamini Eno (drummer), dan Coki (Gitaris).
Kekuatan album Unity, sepenceritaan Coki, terletak pada ide-ide baru yang belum terdapat di album Netral sebelumnya. Baik secara lirik, musik dan kemasan aransemennya. Misalnya soal lirik, kini Netral lebih banyak memotret tentang korupsi, lingkungan dengan konsep go green, sosial budaya lainnya. Dalam konteks lirik korupsi, Netral menciptakan lagu "Budaya dan Tradisi" yang isinya kritik tentang maraknya korupsi belakangan ini.
"Untuk lagu 'Dia' kami inspirasikan buat lingkungan yang kembali hijau alias go green, agar bumi ini dan isinya bisa dinikmati sampai generasi berikutnya," kata Eno. Intinya, cukup beragam tema yang mereka sampaikan di album Unity. Sedangkan, masih ada lagu cinta yang bisa dinikmati penggemar. Meski lagu cinta itu, "Tetep dengan kemasan ala Netral," ujar Bagus.
Imej kuat
Album ke-11 Netral ini selain diklaim dikemas dengan aroma baru, juga diproduseri oleh Seven Star Entertainment, sebagai label baru yang menaungi band yang konsisten dengan 3 personil. Seven Star sekaligus juga bertindak menjadi manajemen baru dalam urusan menangani bisnis Netral.
Seven Star mempunyai jurus-jurus khusus dalam strategi menangani Netral. "Netral sebagai band sudah sangat kuat image-nya di masyarakat. Tinggal merawatnya dengan baik dan strategi yang pas," kata Direktur Seven Star Ent, Chilla Assegaff. Dia menambahkan, mereka mempunyai semangat yang sama dalam membangun Netral menjadi lebih baik lagi dan lebih oke di masyarakat," Kami yakin Netral bisa," katanya.
Selain itu pihak Seven Star juga mengisyaratkan bahwa Netral Band sekarang sangat terbuka dalam proses kreatif kolaborasi. Misalnya dalam tampilan off air dan on air di tv. Turunannya, Netral harus terbuka dengan proyek-proyek kolaborasi baik dengan DJ, orkestrasi, iklan, pembuatan jingle iklan dan scoring film. Jadi Netral sendiri tak lagi hanya sebatas band saja. "Mereka juga mampu mengerjakan beberapa proyek kreatif," jelas Wawan Juniarso, Management Artis dari Seven Star Ent.
Dengan hadirnya album ke-11 Netral yang dilabeli Unity bersama Seven Star Ent, Netral berharap bermetamorfosis untuk menjadi sebuah bentuk baru yang lebih baik, berkarakter serta lagu-lagunya lebih nikmat untuk diasup oleh penggemar setianya. "Babak baru ini jadi pembuktian diri Netral sebagai salah satu band terbaik di republik ini," imbuh Wawan.
Sumber : suaramerdeka.com
0 comments:
Post a Comment