JAKARTA - 12 tahun bersetia pada jalur musik mudah dengar (easy lestening) La Luna merilis album ketujuh, Lembaran Baru. Band berawak Boyan (drum), Uti (gitar), dan Manik (vokal) itu, sebagaimana keenam albumnya yang telah dirilis sejak 2001 masih memadukan beberapa unsur musik dalam tulang dasar pop. Dari Swedish pop, jazzy pop, hingga dream pop yang kesemuanya, sebagaimana diakui para awak La Luna, secara musikal terpengaruh beberapa grup pop manca. Dari The Cardigans, The Sundays, Stone Roses, The Smith, hingga Pure Saturday, Cinnamon, sampai Beatles.
Merangkum sembilan lagu, dengan single hit "Semua Pasti Berlalu," album produksi bersama La Luna dan Safa Marwah Production serta diedarkan Zoya Music Factory itu, berharap dapat meraih kembali peruntungannya. Menimbang, pada tahun 2000-an nama La Luna yang dalam bahasa Prancis-Spanyol berarti bulan itu, cukup bersinar, meski tidak terlalu benderang.
Seperti diungkapkan Manik dalam rilis albumnya di Jakarta, Selasa (12/6), "Kami membawa konsep baru, meski tetep ngepop, tapi liriknya berbeda." Sempat membawakan dua lagu lawas mereka, di antaranya berjudul, "Penggalan Kisah Lama" (album perdana Penggalan Kisah Lama (2001)) dan "Selepas Kau Pergi" (album ketiga Menanti Pagi (2003)) secara live, kemampuan vokal Manik masih terdengar prima.
Yang paling baru dari La Luna, Manik, sejak Oktober lalu telah mengenakan hijab, yang konsekuensinya berpengaruh pada isi liriknya. "Jika pada album yang lalu isinya cenderung tentang cinta, yang terkini nuansa kehidupan, dengan banyak memberi motivasi," ujar Boyan. Atau dalam bahasa lain, musik La Luna menjadi lebih positif, "Meski kami tidak menyebut musik kami religi," imbuh dia.
Intinya, La Luna tidak lagi menyuguhkan kegalauan, melainkan motivasi kepada pendengarnya via musik.
Dalam bahasa Teddy dari Safa Marwah Production, jika lagu La Luna tidak dapat mengubah ke aras positif para pendengarnya atau Lalunis (pencinta La Luna) secara seketika, "Paling tidak dapat memberi pengaruh positif, sebab sebuah lagu itu pengaruhnya sangat besar," katanya.
Sebab, dengan pendekatan via lirik yang dekat dengan bahasa anak muda, imbuh Boyan, juga lirik yang tidak identik dengan agama tertentu, "Lirik kami dari mula telah bersifat universal." Karena menggunakan lirik yang universal, dan musik ramah dengar itulah, La Luna berkeyakinan pantulan sinar mereka akan tetap benderang seperti Bulan.
Sumber : suaramerdeka.com
0 comments:
Post a Comment