Cannes - Film Amour (Asmara) karya sutradara veteran Austria, Michael Haneke, berhasil meraih Palem Emas, hadiah untuk film terbaik, di Festival Film Cannes 2012 di Cannes, Prancis. Saat pengumumannya, Nani Moretti, sutradara Italia yang menjadi ketua dewan juri, menyebut film ini begitu dahsyat dalam memadukan kehebatan dua aktornya, Jean-Louis Trintignant dan Emmanuelle Riva.
Pengumuman itu didampaikan dalam malam penutupan festival di Gedung Lumiere, Minggu malam, 27 Mei 2012, dengan pembawa acara Berenice Bejo, aktris film The Artists.
Sebenarnya ada beberapa film lain yang juga dijagokan, seperti Holly Motor karya Leos Carax dan De Rouillet et d’Os (Rust and Bone) karya Jacques Audiard. Namun, kemenangan Amour sama sekali tak mengagetkan. Ini merupakan Palem Emas kedua yang disabet Michael Haneke. Yang pertama diraihnya pada 2009 lewat Das Weisse Band. Filmnya yang lain, La Pianiste (The Pianist Teacher), sebuah drama psikologis berdasarkan novel pemenang Hadiah Nobel Elfriede Jelinek, memenangi tiga hadiah di Cannes 2001, yakni untuk film terbaik kedua (Hadiah Grand Prix), aktor terbaik dan aktris terbaik.
Berbeda dengan para pesaingnya yang kebanyakan dibangun oleh plot yang prelik, Amour adalah drama yang sangat bersahaja tentang cinta yang abadi. Alur berpusat pada dua manusia lanjut usia, Georges (Trintignant) dan Anne (Riva). Pasangan bekas pemusik ini menghabiskan hari tuanya berdua saja. Sesekali mereka menonton konser murid mereka atau dikunjungi anak tunggal mereka, Eva (Isabelle Huppert), yang juga pemusik.
Suatu pagi Anne mendadak "hilang" untuk beberapa menit. Ia sama sekali tak bereaksi ketika Georges mengajaknya bicara. Sesudah sadar kembali, Anne juga tak ingat apa yang terjadi. Hari-hai berikutnya, keadaan semakin buruk. Dan cinta para senior ini mendapat ujian yang sesungguhnya.
Trintignant dan Riva bermain begitu cemerlang, tapi toh penghargaan untuk pemeranan luput dari tangan mereka. Dua hadiah pemeranan masing-masing disabet oleh aktor Denmark, Mads Mikkelsen, lewat film Jagten (The Hunt) dan aktris Rumania, Cristina Flutur, lewat Dupa Dealuri (Beyond the Hills).
Mads Mikkelsen dinobatkan sebagai aktor terbaik untuk perannya sebagai Lucas di film Jagten, sebuah film mencekam karya Thomas Vinterberg. Ia tampil kuat sebagai seorang guru taman kanak-kanak yang jadi musuh masyarakat karena tuduhan palsu sebagai seorang pedofili.
Adapun dua aktris Rumania di film Dupa Dealuri (Di balik Bukit), Cristina Flutur dan Cosmina Stratan, bersama-sama ditahbiskan sebagai aktris terbaik. Keduanya dianggap sama-sama kuat pemeranannya di film karya Christian Mungiu. Flutur berperan sebagai Alina, gadis muda yang kembali ke kampungnya untuk menemui Voichita (Stratan). Namun, kekasih lesbiannya itu ternyata sudah menjadi biarawati.
Di malam yang diguyur hujan sejak sore itu, diberikan pula dua penghargaan untuk dua film lain. Grand Prix atau film terbaik kedua diberikan kepada film Italia Reality karya Matteo Garrone. Ini penghargaan yang agak kontroversial karena sebagian pengamat menggolongkannya sebagai salah satu film paling lemah di festival ini. Hadiah Prix du Jury, semacam film terbaik ketiga, diberikan kepada Angels’ Share karya sutradara Inggris, Ken Loach.
Sutradara terbaik diraih Carlos Reygadas dari Meksiko untuk filmnya yang ganjil dan provokatif, Post Tenebras Lux. Ini juga kontroversial. Saat pemutaran untuk pers, sebagian penonton berteriak mengolok-ngolok film ini.
Skenario terbaik didapat oleh Cristian Mungiu lewat film Dupa Dealuri. Mungiu, pemenang Palem Emas 2007 lewat 4 Months, 3 Weeks and 2 Days juga menyutradarai film yang begitu menggigit itu.
Dewan Juri yang diketuai Nani Moretti dan beranggotakan delapan seniman lain, yakni aktris Palestina, Hiam Abbas; aktor Inggris, Ewan McGregor; aktris Jerman, Diane Kruger; sutradara Amerika Serikat, Alexander Payne; sutradara perempuan Inggris, Andrea Arnold; sutradara Haiti, Raoul Peck; aktris Prancis, Emmanuelle Devos; dan perancang busana Jean Paul Gaultier.
Pada kategori khusus Un Certain Regards, penghargaan film terbaik jatuh kepada film Meksiko, Despues de Lucia (Setelah Lucia), karya sutradara Michel Franco. Film terbaik kedua dengan penghargaan Special Jury diterima oleh Le Grand Soir karya sutradara Prancis, Benoit Delepine. Film Bosnia-Herzegovina, Djeca (Children of Sarajevo) karya sutradara perempuan Aida Begic, memenangi penghargaan khusus. Pemeranan terbaik diraih dua aktris, Suzanne Clement lewat film Laurence Anyways karya Xavier Dolan dan Emilie Dequenne lewat A Perdre la Raison (Loving Without Reason) karya Joachim Lafosse.
Un Certain Regard menampilkan film-film yang kuat, tetapi tidak masuk kategori kompetisi. Namun, kategori ini juga banyak diikuti oleh para sutradara bereputasi dunia. Di tahun ini, nama besar yang berlaga di sana adalah antara lain, Benicio del Toro, yang bersama Julio Medem, Elia Suleiman, Gaspar Noe, Pablo Trapero, Juan Carlos Tabio, dan Laurent Cantet, membuat karya keroyokan 7 Dias en La Habana (7 Hari di Havana).
Tim Roth, sutradara Inggris yang jadi Ketua Dewan Juri Un Certain Regard, menyebut 20 film yang berlaga di kategori itu "sungguh-sungguh merupakan karya-karya istimewa". Dewan juri, katanya, begitu terpesona. Tak ada satu pun yang mengecewakan. "Dahsyat," katanya pula.
Dua penghargaan khusus lain adalah Kamera Emas dan Palem Emas Film Pendek. Hadiah Kamera Emas (Camera d‘Or) untuk karya pertama terbaik diberikan kepada Beasts of the Southern Wild karya sutradara muda Amerika Benh Zeitlin. Palem Emas untuk film pendek terbaik digondol sutradara Turki, Rezan Yesilbas, dengan karyanya, Sessig-be Deng (Kesunyian).
Penghargaan terpisah dari perhimpunan kritikus internasional, FIPRESCI Award, diberikan kepada film Rusia, V Tumane (Dalam Kabut), karya sutradara Sergei Loznitsa.
Malam penutupan festival ini diakhiri dengan pemutaran perdana Therese Desqueyroux, sebuah film karya sutradara Prancis, Clude Miller, yang diangkat dari novel klasik karya Francois Mauriac.
Sumber : TEMPO.CO
0 comments:
Post a Comment